Jumat, 19 Oktober 2012

5. MAFAHIM

”Tersebarnya kebohongan adalah hal yang membuat orang yang berakal merasa malu
untuk menceritakannya apalagi untuk membuat-buat hal-hal yang tidak ada faktanya.
Sebagian dari apa yang kalian katakan adalah bahwasanya saya mengkafirkan semua
orang kecuali mereka yang mengikutiku. Sungguh aneh, bagaimana mungkin
kebohongan ini masuk ke akal orang yang berakal? Dan bagaimana mungkin seorang
muslim akan melontarkan ucapan demikian?”

“Dan apa yang kalian katakan : Seandainya saya mampu meruntuhkan kubah Nabi SAW
niscaya saya akan merealisasikannya, membakar  dalailul khairaat jika mampu dan
melarang bersholawat kepada Nabi dengan ungkapan sholawat apapun. Perkataan-
perkataan ini dikategorikan kebohongan. Dalam hati seorang muslim tidak terbesit dalam
hatinya sesuatu yang lebih agung melebihi Al-Qur’an.”

Pada halaman 64 dari kitab yang sama Syaikh berkata : "Apa yang kalian katakan bahwa
saya telah mengkafirkan orang yang melakukan tawassul dengan orang-orang shalih,
mengkafirkan Bushiri karena ungkapannya : Wahai makhluk paling mulia, mengingkari
diperkenankannya ziarah kubur Nabi SAW, kuburan kedua orang tua dan kuburan-
kuburan orang lain serta mengkafirkan orang yang bersumpah menggunakan nama selain
Allah, maka jawaban saya atas semua tuduhan ini adalah Firman Allah :

"Maha suci Engkau (ya Tuhan kami), ini adalah Dusta yang besar."(Q.S. An-Nuur : 16)

MEMAKI ORANG ISLAM ADALAH TINDAKAN FASIQ 
DAN MEMERANGINYA ADALAH TINDAKAN KUFUR

Ketahuilah bahwa membenci, memboikot dan berseberangan dengan kaum muslimin
adalah haram, memaki orang Islam adalah tindakan fasiq dan memeranginya adalah
tindakan kufur jika menilai tindakan tersebut adalah halal.

Kisah mengenai Khalid ibn Walid bersama pasukannya  ketika menuju Bani Jadzimah
untuk mengajak mereka masuk Islam cukup digunakan untuk menolak pemahaman
harfiah (literal) dari judul di atas. Saat Khalid tiba di  tempat mereka, mereka
menyambutnya. Lalu Khalid mengeluarkan instruksi, “Peluklah agama Islam!”. “ Kami
adalah kaum muslimin,” Jawab mereka. “ Letakkan senjata kalian dan turunlah.” Lanjut
Khalid. “Tidak, demi Allah. Karena setelah senjata  diletakkan pasti ada pembunuhan.
Kami tidak bisa mempercayai kamu dan orang-orang yang bersama kamu.” Jawab
mereka kembali. “Tidak ada perlindungan buat kalian kecuali jika kalian mau turun,”
Kata Khalid. Akhirnya sebagian kaum menuruti perintah Khalid dan sisanya tercerai-
berai. 

Dalam riwayat lain redaksinya sebagai berikut : Ketika Khalid tiba bertemu mereka,
mereka menyambutnya. Lalu Khalid bertanya, “Siapakah kalian? Apakah kaum muslimin
atau kaum kafir?”. “Kami adalah kaum muslimin yang  menjalankan sholat, mem–
benarkan Muhammad, membangun masjid di tanah lapang kami dan mengumandangkan
adzan di dalamnya.” Jawab mereka. Dalam lafadz hadits, mereka tidak bisa
mengucapkan Aslamnaa (Kami berserah diri), akhirnya mereka mengatakan Shoba’naa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar