Sabtu, 20 Oktober 2012

23. MAFAHIM

untuk menemui kami.” Lalu Allah pun mengecam tindakan mereka sebagai kebodohan
dan menggambarkan bahwa kebanyakan mereka tidak berakal.   ‘Amr ibn ‘Ash berkata,
“Tidak ada orang yang lebih kucintai melebihi Rasulullah SAW dan di mataku tidak ada
yang lebih agung melebihi beliau. Saya tidak mampu memandang beliau dengan mata
terbuka lebar semata-mata karena menghormatinya. Jika saya ditanya untuk mensifati
beliau saya tidak akan mampu menjawab sebab saya tidak mampu memandang beliau
dengan mata terbuka lebar. (HR Muslim dalam Kitabul Iman, bab Kaunul Islam Yahdimu
Maa Qablahu). 

Turmudzi meriwayatkan dari Anas bahwa Rasulullah SAW keluar menemui sahabat
Muhajirin dan Anshor yang sedang duduk. Di antara mereka terdapat Abu Bakar dan
Umar. Tidak ada yang berani memandang beliau dengan wajah terangkat kecuali Abu
Bakar dan Umar. Keduanya memandang beliau dan beliau memandang keduanya dan
mereka berdua tersenyum kepada beliau dan beliau juga tersenyum kepada mereka.  

Usamah ibn Syuraik meriwayatkan : Saya datang kepada Nabi SAW yang dikelilingi para
sahabat yang seolah-olah di atas kepala mereka dihinggapi burung. Dalam mensifati
beliau :  “Jika berbicara para pendengar yang duduk di sekeliling beliau akan
menundukkan kepala seolah-olah di atas kepala mereka dihinggapi burung.” 

Saat ‘Urwah ibn Mas’ud menjadi duta Quraisy waktu mengadakan perjanjian datang
kepada Rasulullah dan melihat penghormatan para sahabat kepada beliau. Ia melihat jika
beliau berwudlu maka mereka akan segera berebutan mengambil air wudlu. Bila beliau
meludah atau membuang dahak maka mereka akan meraihnya dengan telapak tangan
mereka lalu digosokkan pada wajah dan badan mereka. Kalau ada sehelai rambut beliau
yang jatuh mereka segera mengambilnya. Jika Beliau memberi instruksi mereka segera
mengerjakanya. Bila Beliau berbicara mereka merendahkan suara mereka. Mereka tidak
berani memandang tajam Beliau, karena menghormatinya. Ketika Usamah bin Syuraik
kembali kepada kaum quraisy ia berkata, “Wahai orang-orang Quraisy saya pernah
mendatangi Kisra dan kaisar di istana mereka, Demi Allah saya belum pernah sekalipun
melihat raja bersama kaumnya sebagaimana Muhammad bersama para sahabatnya.

Dalam riwayat lain disebutkan : Saya belum pernah sekalipun melihat raja yang
dihormati pengikutnya sebagaimana para sahabat menghormati Nabi. Sungguh saya telah
melihat kaum yang tidak akan membiarkan Beliau dalam bahaya selamanya.  At-
Thabarani dan Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya meriwayatkan dari Usamah bin
Syuraik bahwasanya ia berkata;  “Kami sedang duduk-duduk disamping Nabi seolah-
seolah diatas kepala kami hinggap burung “. Tidak ada seorangpun diantara kami yang
berbicara tiba-tiba datang beberapa orang pada Nabi lalu mereka bertanya ; “ Siapakah
hamba Allah yang paling dicintainya? “Yang paling baik budi pekertinya “Jawab Nabi.
Demikian tercantum dalam  At-Targhib : 2/187. Imam Al-Mundziri berkata, Hadits ini
diriwayatkan oleh At-Thabarani dalam As-Shahih dengan para perawi yang bisa dijadikan
argumentasi.  Abu Ya’la meriwayatkan dari Al-Barra’ ibn ‘Azib dan menilainya shahih
bahwa Al-Barra’ mengatakan, “Sungguh aku ingin sekali menanyakan sesuatu kepada
Rasulullah namun aku menundanya selama dua tahun semata-mata karena segan”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar