menghindari kontradiksi antar dalil-dalil yang ada seperti kelompok (Mu’tazilah) yang
berpendapat bahwa Al-Qur’an adalah makhluk dengan menggunakan argumentasi firman
Allah yang Artinya : "Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa
Arab." (Q.S. Az-Zukhruuf : 3).
Kemudian kelompok Qadariyyah (free will) yang menggunakan ayat yang Artinya :
"Maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri." (Q.S. As-Syuuraa : 20),
dan ayat : "Apa yang telah kamu kerjakan." (Q.S.Yunus : 23)
Kelompok Jabariyah yang berpegang teguh dengan ayat : "Padahal Allah-lah yang
menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu." (Q.S. Ash-Shaaffaat : 96), dan ayat :
"Dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang
melempar." (Q.S.Al-Anfaal : 17)
Untuk menyingkap maksud dari firman Allah di muka bahwa sesungguhnya semua
kelompok ummat Islam diluar kelompok Qadariyyah meyakini bahwa semua tindakan
para hamba adalah diciptakan Allah SWT berdasarkan ayat :
meskipun tindakan itu bisa dilekatkan kepada hamba dengan menggunakan pendekatan
lain yang disebut iktisab (bekerja) seperti dalam firman Allah :
"Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya." (Q.S.Al.Baqarah : 286) dan ayat-ayat lain yang
menunjukkan penyandaran kerja kepada hamba.
Keterkaitan qudrah dengan al-maqdur (obyek dari sifat qudrah) tidak harus melalui
penciptaan semata karena qudrah Allah pada masa azali berkaitan dengan alam sebelum
Allah menciptakannya. Dan qudrah Allah ketika menciptakan alam berkaitan dengan
alam dalam corak keterkaitan lain.
ESENSI MENISBATKAN TINDAKAN KEPADA PARA HAMBA
Berangkat dari keterkaitan qudrah di atas jelaslah bahwa keterkaitan qudrah tidak hanya
dengan terjadinya al-maqdur lewat sifat ini. Hubungan tindakan makhluk dengan mereka
sendiri dengan cara mengerjakan bukan penciptaan. Karena Allah yang menciptakan,
menakdirkan dan menghendakinya. Tidak perlu dipersoalkan bagaimana Allah
menghendaki apa yang Dia larang, karena perintah berbeda dengan kehendak dengan
bukti Allah menyuruh semua manusia untuk beriman namun Allah tidak menghendaki
semuanya beriman. Hal ini berdasarkan firman Allah :
Yang Artinya : "Dan sebahagian besar manusia tidak akan beriman - walaupun kamu
sangat menginginkannya." (Q.S. Yusuf : 103).
Penisbatan tindakan kepada makhluk masuk kategori penisbatan musabbab (Obyek yang
terkena pengaruh sebab) kepada sabab (penyebab atau wasithah (perantara). Hal ini
bukanlah sebuah kontradiksi karena yang menjadi penyebab dari segala sebab adalah
berpendapat bahwa Al-Qur’an adalah makhluk dengan menggunakan argumentasi firman
Allah yang Artinya : "Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa
Arab." (Q.S. Az-Zukhruuf : 3).
Kemudian kelompok Qadariyyah (free will) yang menggunakan ayat yang Artinya :
"Maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri." (Q.S. As-Syuuraa : 20),
dan ayat : "Apa yang telah kamu kerjakan." (Q.S.Yunus : 23)
Kelompok Jabariyah yang berpegang teguh dengan ayat : "Padahal Allah-lah yang
menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu." (Q.S. Ash-Shaaffaat : 96), dan ayat :
"Dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang
melempar." (Q.S.Al-Anfaal : 17)
Untuk menyingkap maksud dari firman Allah di muka bahwa sesungguhnya semua
kelompok ummat Islam diluar kelompok Qadariyyah meyakini bahwa semua tindakan
para hamba adalah diciptakan Allah SWT berdasarkan ayat :
meskipun tindakan itu bisa dilekatkan kepada hamba dengan menggunakan pendekatan
lain yang disebut iktisab (bekerja) seperti dalam firman Allah :
"Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya." (Q.S.Al.Baqarah : 286) dan ayat-ayat lain yang
menunjukkan penyandaran kerja kepada hamba.
Keterkaitan qudrah dengan al-maqdur (obyek dari sifat qudrah) tidak harus melalui
penciptaan semata karena qudrah Allah pada masa azali berkaitan dengan alam sebelum
Allah menciptakannya. Dan qudrah Allah ketika menciptakan alam berkaitan dengan
alam dalam corak keterkaitan lain.
ESENSI MENISBATKAN TINDAKAN KEPADA PARA HAMBA
Berangkat dari keterkaitan qudrah di atas jelaslah bahwa keterkaitan qudrah tidak hanya
dengan terjadinya al-maqdur lewat sifat ini. Hubungan tindakan makhluk dengan mereka
sendiri dengan cara mengerjakan bukan penciptaan. Karena Allah yang menciptakan,
menakdirkan dan menghendakinya. Tidak perlu dipersoalkan bagaimana Allah
menghendaki apa yang Dia larang, karena perintah berbeda dengan kehendak dengan
bukti Allah menyuruh semua manusia untuk beriman namun Allah tidak menghendaki
semuanya beriman. Hal ini berdasarkan firman Allah :
Yang Artinya : "Dan sebahagian besar manusia tidak akan beriman - walaupun kamu
sangat menginginkannya." (Q.S. Yusuf : 103).
Penisbatan tindakan kepada makhluk masuk kategori penisbatan musabbab (Obyek yang
terkena pengaruh sebab) kepada sabab (penyebab atau wasithah (perantara). Hal ini
bukanlah sebuah kontradiksi karena yang menjadi penyebab dari segala sebab adalah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar