Jumat, 19 Oktober 2012

10. MAFAHIM

-  Ucapan Penduduk Aikah kepada Nabi mereka Syu’aib dalam kisah yang diceritakan
Allah tentang mereka yang artinya : “Mereka berkata: "Sesungguhnya kamu adalah
salah seorang dari orang-orang yang kena sihir. Dan kamu tidak lain melainkan
seorang manusia seperti Kami, dan Sesungguhnya Kami yakin bahwa kamu benar-
benar Termasuk orang-orang yang berdusta”. (Q.S. Asy-Syu’araa’ : 186).

-  Ucapan kaum musyrikin terhadap Nabi Muhammad SAW yang memandang beliau
semata-mata sebagai manusia dalam kisah yang diceritakan Allah tentang mereka :
”Dan mereka berkata: "Mengapa Rasul itu memakan makanan dan berjalan di pasar-
pasar? mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang Malaikat agar Malaikat itu
memberikan peringatan bersama-sama dengan dia? (Q.S. Al-Furqaan : 7)

Nabi telah menginformasikan status dirinya dengan benar akan sifat-sifat luhur dan hal-
hal yang melampauai kebiasaan yang membuatnya berbeda dengan manusia lain. 
Sabda beliau dalam sebuah hadits shahih :

“Kedua mataku terpejam namun hatiku tetap terjaga”.


“Saya mampu melihat kalian dari belakangku sebagaimana melihatmu dari depan”.

"Saya dianugerahi pintu-pintu gudang dunia”.

Meskipun telah wafat, Rasulullah tetap hidup dalam  bentuk kehidupan  barzakh yang
sempurna. Beliau mampu mendengar perkataan, membalas salam dan shalawat orang
yang bershalawat sampai kepada beliau. Amal perbuatan ummat disampaikan kepada
beliau hingga beliau berbahagia atas perbuatan orang-orang yang baik dan beristighfar
terhadap orang-orang yang melakukan dosa. Allah juga mengharamkan bumi untuk
memakan jasadnya. Jasad Nabi terlindungi dari hal-hal yang bersifat merusak dan dari
apapun yang berada dalam tanah.

Dari Aus ibn Aus R.A , ia berkata , “Rasulullah SAW bersabda :

“Salah satu hari kalian yang paling utama adalah hari Jum’at ; di hari itu Adam
diciptakan dan wafat, Israfil meniup sangkakala dan matinya seluruh makhluk. Maka
perbanyaklah bershalawat untukku pada hari Jum’at.  Karena shalawat kalian
disampaikan kepadaku”. Wahai Rasulullah, bagaimana shalawat kami sampai kepadamu
padahal tubuhmu telah hancur?”  tanya para sahabat. “Sesungguhnya Allah ‘Azza wa
Jalla mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi.” Jawab Rasulullah. ( HR.
Ahmad, Abu Dawud, Ibn Majah dan Ibn Hibban dalam kitab shahihnya serta Al-Hakim
yang menilai hadits ini shahih ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar