Sabtu, 20 Oktober 2012

22, MAFAHIM

“Sesungguhnya orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka Itulah
orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa. Bagi mereka
ampunan dan pahala yang besar.” 
“Sesungguhnya orang-orang yang memanggil kamu dari luar kamar(mu) kebanyakan
mereka tidak mengerti.” 
“Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul diantara kamu seperti panggilan sebahagian
kau kepada sebahagian (yang lain ).”
“Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang berangsur- angsur pergi di
antara kamu dengan berlindung ( kepada kawannya ), Maka hendaklah orang-orang
yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.”

Ketika berhadapan dengan Rasulullah, Allah SWT melarang berbicara mendahului beliau
dan bersikap tidak sopan dengan mendahului berbicara. Sahl ibn ‘Abdillah berkata,
"Janganlah kamu berkata sebelum Rasulullah berkata,  dan jika beliau berkata maka
dengarkanlah dan perhatikanlah." Para sahabat dilarang untuk mendahului dan tergesa-
gesa memenuhi keinginannya sebelum keinginan Rasulullah terpenuhi dan dilarang
mengeluarkan fatwa apapun baik perang atau urusan lain yang menyangkut agama tanpa
perintah Nabi dan juga tidak boleh mendahului beliau.

Kemudian Allah memperingatkan mereka untuk tidak melanggar larangan di atas :

"Dan bertaqwalah kepada Allah,sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui." (Q.S. Al-Hujuraat :1). Berkata As-Silmi : “Takutlah kepada Allah, jangan
sampai menelantarkan hak Allah dan menyia-nyiakan hal-hal yang diharamkan-Nya
karena Dia mendengar ucapan kalian dan mengetahui tindakan kalian.

Selanjutnya Allah melarang mengeraskan suara melebihi suara beliau dan berbicara keras
kepada beliau sebagaimana mereka berbicara kepada sesamanya. Versi lain mengatakan,
sebagaimana kalian saling memanggil dengan menggunakan nama. Abu Muhammad
Makki mengatakan : “Janganlah kalian berkata sebelum beliau, mengeraskan ucapan dan
memanggi beliau dengan namanya sebagaimana panggilan kalian dengan sesamanya.
Tapi agungkanlah dan hormatilah dan panggillah beliau dengan panggilan paling mulia
yang beliau senang dengan panggilan tersebut yaitu  Wahai Rasulullah dan wahai
Nabiyyallah.” 

Pandangan Abu Muhammad Makki ini sejalan dengan firman Allah yang Artinya :
  "Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan
sebahagian kamu kepada sebahagian ( yang lain ). Sesungguhnya Allah telah
mengetahui orang-orang yang berangsur-angsur pergi  di antara kamu dengan
berlindung (kepada kawannya),maka hendak-lah orang-orang yang menyalahi perintah
Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih." (Q.S.An.Nuur : 63 )

Ulama lain menafsirkan : Jangan berkata kepada beliau kecuali bertanya. Selanjutnya
Allah memperingatkan bahwa amal perbuatan mereka akan hangus jika melanggar
larangan di muka. Ayat di atas turun dilatarbelakangi oleh peristiwa ketika sekelompok
orang datang kepada Nabi dan memanggil beliau dengan : “Wahai Muhammad, keluarlah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar