Minggu, 17 April 2011

SYAIR

Syair Al-Imam Asy-Syafi’i

إن الفقـيه هو الفقـيه بفعـله # ليس الفقـيه بنطـقه و مقاله
وكذا الرئيس هو الرئيس بخلقه # ليس الرئيس بقومه و رجاله
وكذا الغـني هو الغـني بحاله # ليس الغـني بملـكه و بماله

Sesungguhnya orang yang faqih (alim) itu adalah dinilai dengan perbuatannya
Bukanlah orang yang faqih itu dinilai dengan ucapan dan perkataannya
Begitu juga pemimpin itu adalah dinilai dengan kemuliaan akhlaknya
Bukanlah pemimpin itu dinilai dengan banyaknya massa dan pembela-pembelanya
Begitu juga orang yang kaya itu adalah dinilai dengan keadaan (kedermawanan)nya
Bukanlah orang yang kaya itu dinilai dengan banyaknya harta bendanya
[Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i, hal. 97]


يا ابنتي إن أردت آية حسـن # و جمالا يزين جسـما و عقـلا
فانبذي عادة التـبرج نبــذا # فجـمال النفوس أسمى و أعـلا
يصنع الصانعون وردا ولكن # وردة الروض لا تضارع شكلا

Hai putriku, jikalau kau ingin tanda-tanda keindahan
dan kecantikan yang menghiasi tubuh dan akal,
maka buanglah jauh-jauh adat berdandan,
karena kecantikan jiwa itu jauh lebih indah dan lebih tinggi.
Para tukang (bunga) itu mampu membuat bunga mawar buatan, akan tetapi
bunga mawar yang tumbuh dalam taman itu tak dapat disamai bentuknya.
[Jawaahirul Balaaghah, Sayyid Ahmad Al-Hasyimi]


Syair Al-Imam Ali bin Abi Tholib

ما الفخـر إلا لأهل العلم إنـهم # على الهدى لمن استهدى أدلاء
و قدر كل امرئ ما كان يحسنه # و الجاهلون لأهل العلم أعـداء
ففز بعلم تعـش حـيا به أبـدا # الناس موتى و أهل العلم أحياء

Tiada kebanggaan kecuali bagi orang yang berilmu, sesungguhnya mereka
adalah penunjuk bagi orang-orang yang memerlukan petunjuk.
Harga diri setiap orang terletak pada sesuatu yang bisa membuatnya baik,
sedangkan orang-orang yang bodoh adalah musuh bagi orang yang berilmu.
Oleh karenanya, berjayalah dengan ilmu, maka kamu ‘kan hidup selamanya.
Manusia itu pada dasarnya mati, sedangkan orang yang berilmu itu senantiasa hidup.
[Diambil dari Ihya Ulumiddin, juz 1, hal. 8]

Syair Al-Imam Asy-Syafi’i

تعمدني بنصحك في انفرادي # و جنبني النصيحة في الجماعه
فإن النصح بين الناس نـوع # من التوبيخ لا أرضى استماعه
وإن خالفتني و عصيت قولي # فـلا تجزع إذا لم تعط طاعه

Bila engkau hendak memberikan nasehat kepadaku, berilah pada saat ku sendiri,
dan janganlah engkau memberikan nasehat kepadaku di hadapan orang banyak.
Sesungguhnya nasehat yang dilakukan di hadapan orang banyak itu merupakan satu bentuk
pencorengan, yang saya tidak suka mendengarnya.
Jika engkau tidak sepakat denganku (terhadap masalah ini) dan tidak menuruti perkataanku,
maka jangan putus asa kalau (nasehatmu itu) tidak diikuti.
[Diambil dari Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i, hal.79]


Syair Al-Habib Abdullah bin Alawy Alhaddad

و إن قولك لم هذا و كيف و هل # منك إعتراض على الرحمن عزوجل

قل قدر الله ما شاء الإلـه فعـل # إذا غلبـت كـما قد صح في الخـبر

Jika (ditimpa musibah) engkau berkata, ”Kenapa ini bisa terjadi!”, “Bagaimana ini!”, “Apa ini!”,
maka ini sudah merupakan penentanganmu terhadap Allah Azza wa Jalla.
(Seharusnya) katakanlah, “Ini adalah takdir Allah. Jika Allah berkehendak, maka Dia pasti melakukannya”
(Katakanlah itu) jika engkau ditimpa suatu musibah, sebagaimana yang dituntunkan oleh Al-Qur’an dan Al-Hadits.
[Diambil dari Ad-Durru Al-Mandzum, Al-Habib Abdullah bin Alawy Alhaddad, hal. 81]






Tidak ada komentar:

Posting Komentar