Minggu, 17 April 2011

Huwal habibu…

Kalam Al-Imam Al-Bushiri
Kutinggalkan sunnah Nabi yang sepanjang malam
Beribadah hingga kedua kakinya bengkak dan keram

Nabi yang karena lapar mengikat pusarnya dengan batu
Dan dengan batu mengganjal perutnya yang halus itu

Kendati gunung emas menjulang menawarkan dirinya
la tolak permintaan itu dengan perasaan bangga

Butuh harta namun menolak, maka tambah kezuhudannya
Kendati butuh pada harta tidaklah merusak kesuciannya

Bagaimana mungkin Nabi butuh pada dunia
Padahal tanpa dirinya dunia takkan pernah ada

Muhammadlah pemimpin dunia akherat
Pemimpin jin dan manusia, bangsa Arab dan non Arab

Nabilah pengatur kebaikan pencegah mungkar
Tak satu pun setegas ia dalam berkata ya atau tidak

Dialah kekasih Allah yang syafa’atnya diharap
Dari tiap ketakutan dan bahaya yang datang menyergap

Dia mengajak kepada agama Allah yang lurus
Mengikutinya berarti berpegang pada tali yang tak terputus

Dia mengungguli para Nabi dalam budi dan rupa
Tak sanggup mereka menyamai ilmu dan kemuliaannya

Para Nabi semua meminta dari dirinya
Seciduk lautan kemuliaannya dan setitik hujan ilmunya

Para Rasul sama berdiri di puncak mereka
Mengharap setitik ilmu atau seonggok hikmahnya

Dialah Rasul yang sempurna batin dan lahirnya
Terpilih sebagai kekasih Allah pencipta manusia

Dalam kebaikanya, tak seorang pun menyaingi
Inti keindahannya takkan bisa terbagi-bagi

Jauhkan baginya yang dikatakan Nasrani pada Nabinya
Tetapkan bagi Muhammad pujian apapun kau suka

Nisbatkan kepadanya segala kemuliaan sekehendakmu
Dan pada martabatnya segala keagungan yang kau mau

Karena keutamaannya sungguh tak terbatas
Hingga tak satupun mampu mengungkapkan dengan kata

Jika mukjizatnya menyamai keagungan dirinya
Niscaya hiduplah tulang belulang dengan disebut namanya

Tak pernah ia uji kita dengan yang tak diterima akal
Dari sangat cintanya, hingga tiada kita ragu dan bimbang

Seluruh mahluk sulit memahami hakikat Nabi
Dari dekat atau jauh, tak satu pun yang mengerti

Bagaikan matahari yang tampak kecil dari kejauhan
Padahal mata tak mampu melihatnya bila berdekatan

Bagaimana seseorang dapat ketahui hakikat Sang Nabi
Padahal ia sudah puas bertemu dengannya dalam mimpi

Puncak Pengetahuan tentangnya ialah bahwa ia manusia
Dan ia adalah sebaik baik seluruh ciptaan Allah

Segala mukjizat para Rasul mulia sebelumnya
Hanyalah pancaran dari cahayanya kepada mereka

Dia matahari keutamaan dan para Nabi bintangnya
Bintang hanya pantulkan sinar mentari menerangi gulita

Alangkah mulia paras Nabi yang dihiasi pekerti
Yang memiliki keindahan dan bercirikan wajah berseri

Kemegahannya bak bunga, kemuliaannya bak purnama
Kedermawanannya bak lautan, kegairahannya bak sang waktu

la bagaikan dan memang tiada taranya dalam keagungan
Ketika berada di sekitar pembantunya dan di tengah pasukan

Bagai mutiara yang tersimpan dalam kerangnya
Dari kedua sumber, yaitu ucapan dan senyumannya

Tiada keharuman melebihi tanah yang mengubur jasadnya
Beruntung orang yang menghirup dan mencium tanahnya

[Petikan bait-bait syair kitab Burdah, karya Al-Imam Al-Bushiri]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar