Sabtu, 16 April 2011

Kisah Atabatul Ghulam

Atabatul Ghulam adalah seorang yang fasik pada mulanya. Ia banyak melakukan maksiat. Suatu hari timbul niat pada dirinya untuk menghadiri majlis Imam Hasan Al-Bashri. Imam Hasan Al-Bashri belum pernah melihat Ghulam itu, hanya tahu namanya saja. Dalam majlisnya, seseorang bertanya kepada beliau tentang orang yang melakukan dosa besar lalu bertobat, apakah ia akan diampuni oleh Allah SWT. Imam Hasan Al-Bashri menjawab,
“Ya, jika ia bersungguh-sungguh bertobat dengan sebenarnya, maka Allah akan mengampuninya, meskipun seperti Atabatul Ghulam.”
Atabatul Ghulam tersentak ketika namanya disebut dan dianggap orang fasik yang terkenal. Lalu Imam Hasan Al-Bashri membawakan ayat ke-16 dari surat Al-Hadid:
“Apakah belum datang bagi orang yang beriman untuk tunduk hatinya mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka)….”
Beliau melanjutkan perkataannya,
“Wahai pemuda yang bermaksiat kepada Rabbul ‘arsy, apakah engkau tahu balasan orang yang bermaksiat adalah neraka sa’ir yang bergejolak apinya?. Malaikat Zabaniyah menarik ubun-ubun mereka dan menarik kaki-kakinya, lalu melemparkannya ke dalam neraka. Apakah engkau dapat sabar menghadapinya, sedangkan api dunia saja engkau tidak kuat menahannya?”
Mendengar itu, Ghulam pun bertobat, menyesali dosa-dosanya. Di sela-sela doanya, ia bermunajat, “Ya Tuhanku, jika Engkau menerima taubatku dan Engkau ampuni dosaku, maka berilah aku kemuliaan mudah paham dan hafal, sehingga aku dapat menghafal semua yang kudengar dari ilmu dan Al-Qur’an. Ya Tuhanku, muliakanlah aku dengan suara yang merdu dan indah, sehingga siapa saja yang mendengar bacaanku, maka menjadi lembutlah hatinya meskipun ia seorang yang keras hati. Ya Tuhanku, berikanlah aku rejeki yang halal dan tak terhitung.”
Allah pun menerima taubatnya dan mengabulkan ketiga permohonannya.
[Disarikan dari Nashoih Diniyyah, Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad]

1 komentar: