Rabu, 20 April 2011

MASA'IL DINIYAH. II

BAB III
KENABIAN DAN KERASULAN ADAM ’Alayhissalam 

             Sebagian orang dari golongan Wahhabi mengingkari kenabian dan kerasulan Adam 'alayhissalam dengan alasan bahwa Nuh adalah rasul yang pertama diutus Allah, padahal kenabian dan kerasulan Adam telah menjadi kesepakatan umat Islam. Abu Manshur at-Tamimi dalam kitabnya at-Tadzkirah asy-Syarqiyyah telah menyebutkan kesepakatan tersebut, ia berkata: "Umat Islam dan Ahlul Kitab sepakat bahwa manusia yang pertama kali diutus Allah (menjadi Rasul) adalah Adam 'alayhissalam".

Kenabian dan kerasulan Adam 'alayhissalam telah difirmankan Allah dalam al Qur'an dan disabdakan Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam dalam beberapa haditsnya. Disebutkan  dalam al Qur'an Allah ta'ala berfirman:

) إن الله اصطفى ءادم ونوحا وءال إبراهيم وءال عمران على العالمين(  [سورة ءال عمران : 33]
Maknanya: "Sesungguhnya Allah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing)" (Q.S. Ali 'Imran: 33)

Maksudnya bahwa Allah memilih mereka dari umat manusia lainnya dengan mengemban amanah kenabian dan kerasulan.

Diriwayatkan dari Abu Sa'id al Khudri –semoga Allah meridhainya- Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda:

"Aku adalah pemimpin umat manusia pada hari kiamat dan bukan sombong, tidak ada seorang nabipun pada hari itu Adam dan nabi-nabi lainnya melainkan di bawah benderaku. Aku adalah nabi pertama yang mampu membelah bumi (atas idzin Allah) dan bukan sombong" (H.R. at-Tirmidzi dan dinilai hasan olehnya serta disepakati al Hafizh as-Suyuthi atas kehasanannya).

Ibn Hibban dalam Shahihnya meriwayatkan dari Abi Umamah bahwasanya seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah apakah Adam adalah seorang Nabi? Rasul menjawab: "Ya". Dalam riwayat lain dari Abi Dzar ia berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah berapakah jumlah para nabi? Rasul menjawab: "120 ribu" kemudian aku bertanya lagi: Wahai Rasulullah berapakah jumlah Rasul di antara mereka? Rasul menjawab: "313 orang", lalu siapakah yang pertama di antara mereka? Rasul menjawab: "Adam", apakah ia Nabi dan Rasul? Rasul menjawab: "Ya, Allah menciptakannya dengan kekuasaan (Yad)-Nya dan Allah memberikan Roh pada jasadnya ..."

Adapun kaitannya dengan hadits yang menyebutkan bahwa Nuh adalah Rasul pertama yang diutus Allah kepada penduduk bumi, al Hafizh al Asqalani telah menjelaskan masalah tersebut dengan jelas ketika menjelaskan hadits Syafa'at. Ia berkata: "Tidak dapat dipungkiri bahwasanya Nuh 'alayhi as-salam diutus Allah kepada penduduk bumi setelah kejadian topan yang melanda umat manusia sehingga tidak tersisa seorangpun di muka bumi ini melainkan orang-orang yang beriman kepadanya, dan ia (Nuh) diutus kepada mereka".

Jadi tidak ada isykal dalam masalah ini. Nuh adalah rasul pertama yang di utus kepada penduduk bumi karena kaumnya adalah penduduk bumi tersebut, sedangkan Adam adalah Rasulullah kepada isteri, anak-anak dan cucu-cucunya karena tidak ada manusia lain selain isteri, anak-anak dan cucu-cucunya, karenanya mereka tidak di sebut kaum Adam. Kedua-duanya baik Adam ataupun Nuh adalah Rasulullah. Adam diutus kepada isteri, anak dan cucu-cucunya karena memang tidak ada manusia lain selain mereka, sedangkan Nuh diutus kepada penduduk bumi secara keseluruhan.

Jadi tidak benar apa yang diyakini kelompok wahhabiyah yang mengingkari kerasulan Adam 'alayhi as-salam. Bahkan sebagian dari mereka dengan lantang mengatakan: "Kenabian dimulai dari Nuh". Setatemen ini jelas bertentangan dengan kesepakatan (Ijma') umat Islam bahkan bertentangan dengan kesepakatan ahlul kitab sebagaimana disebutkan oleh Abu Manshur al Baghdadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar