Minggu, 17 April 2011

Jalan menuju Alloh

Telah berkata Al-Imam Ali bin Abi Tholib KW :
Ada 6 perkara yang barang siapa mengamalkannya maka ia tidak lagi bersusah payah mencari-cari surga dan tidak perlu pula merasa cemas akan siksa api neraka, yaitu :
  • Orang yang mengenal Alloh lalu takut kepada-Nya.
  • Orang yang mengenal setan lalu menentangnya.
  • Orang yang mengenal kebenaran lalu mengikutinya.
  • Orang yang mengetahui kebatilan lalu menjauhkan diri darinya.
  • Orang yang mengenal kesenangan dunia lalu menolaknya.
  • Orang yang mengenal akherat lalu mencarinya.
Seseorang bertanya kepada seorang salaf, “Bagaimanakah jalan menuju Alloh ?”.
“Seandainya kamu mengenal Alloh, tentu kamu mengetahui jalan menuju kepada-Nya”.
“Subhanalloh! Bagaimana mungkin saya beribadat kepada sesuatu yang saya tidak kenal?”.
“Bagaimana pula kamu melakukan maksiat kepada yang telah kamu kenal”.
Seorang sholeh berkata kepada seorang sufi dari kalangan abdal, “Tunjukilah aku suatu amalan yang dengannya aku bisa menemukan hatiku bersama-sama Alloh selamanya?”.
“Jangan melihat kepada manusia, karena melihat mereka itu menimbulkan kegelapan didalam hati”.
“Aku tidak bisa melakukan seperti itu”.
“Kalau begitu jangan mendengarkan omongan mereka, karena mendengar omongan mereka menyebabkan kekerasan didalam hati”.
“Aku tidak mampu melakukan seperti itu”.
“Jangan berurusan dengan mereka, karena berurusan dengan mereka menimbulkan perasaan keterasingan (dari Alloh)”.
“Bagaimana mungkin aku aku mampu bersikap seperti itu, sedangkan aku berada di tengah-tengah mereka”.
“Janganlah merasa senang dan nyaman berada di tengah-tengah mereka”.
“Kalau yang ini mudah-mudahan saja aku mampu melakukannya”.
“Wahai kamu ini, memandang kepada orang-orang yang lalai, mendengar perkataan-perkataan orang-orang yang berbuat pelanggaran, dan berurusan dengan orang-orang yang tak berguna, lalu masih ingin hati kamu bersama Alloh selalu”.
Muhammad bin Ka’ab Al-Qurashi berkata :
Tiga sifat yang barangsiapa menyandangnya maka sungguh telah sempurna imannya, yaitu :
  • Apabila dalam keadaan ridho, maka tidak menyebabkannya terseret ke dalam kebatilan.
  • Apabila dalam keadaan marah, maka tidak menyebabkannya keluar dari kebenaran.
  • Apabila memiliki kemampuan, maka tidak menyebabkannya mengambil sesuatu yang bukan haknya.
Ibrahim bin Adham RA berkata :
Para wali Alloh selalu berpesan kepadaku apabila aku sedang bersama ahli dunia, hendaklah aku menasehati mereka dengan 4 hal :
  • Barangsiapa banyak bicara, maka ia tidak akan merasakan kelezatan beribadah.
  • Barangsiapa banyak tidurnya, maka ia takkan menemukan keberkahan dalam usianya.
  • Barangsiapa mengharapkan keridhoan kebanyakan manusia, maka jangan berharap akan memperoleh keridhoan Alloh.
  • Barangsiapa banyak bicara tentang apa yang bukan urusannya sendiri atau menggunjingkan orang lain, maka ia takkan keluar dari dunia ini dalam keadaan menyandang keislaman
Seseorang bertanya kepada Hatim Al-Ashom, “Darimana anda makan?”.
“Dari khazanah Alloh”.
“Apakah dilimpahkan atas anda roti dari langit?”, tanya orang itu lagi.
“Seandainya bumi ini bukan milik-Nya, pasti akan dilimpahkannya dari langit”.
“Anda hanya pandai mengucapkan kata-kata!”.
“Bukankah yang turun dari langit (yakni untuk para Nabi) tidak lain adalah kata-kata juga”.
“Ah, aku tidak sanggup berdebat dengan anda”.
“Itu karena kebatilan tidak akan berjalan seiring dengan kebenaran”.
[Wasiat-Wasiat Habib Abdullah Al-Haddad, Al-Allamah Al-Habib Abdullah Al-Haddad, cetakan I, 2000, penerbit Kharisma, Bandung]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar