Minggu, 17 April 2011

Menuntut ilmu

Saya berpesan hendaknya kamu selalu berusaha dengan sungguh-sungguh menuntut ilmu yang berguna, dengan cara membaca, menelaah buku-buku ataupun berdiskusi untuk mencapai hasil. Jangan sekali-kali meninggalkan upaya itu karena malas atau bosan, ataupun karena perasaan takut sekiranya kamu nanti tidak mampu mengamalkan ilmumu.
Dan hendaklah kamu dalam hal ini selalu memperbaiki niatmu dan bermawas diri. Jangan segera puas hati dengan merasa telah cukup berhasil, sampai kamu benar-benar menguji dirimu sendiri. Selanjutnya berupayalah sungguh-sungguh untuk mengamalkan ilmu yang telah kamu ketahui, serta mengajarkannya kepada siapa yang belum mengetahuinya, baik diminta ataupun tidak.
Apabila setan membisikkan kepada kamu, “Janganlah mengajar sebelum kamu benar-benar menjadi alim yang luas ilmunya”, maka katakanlah kepadanya, “Kini aku apabila ditinjau dari apa yang telah kuketahui adalah alim dan karenanya wajib untuk mengajarkannya kepada orang lain. Sedangkan apabila ditinjau dari apa yang belum kuketahui, maka aku ini seorang pelajar yang wajib belajar dan menuntut ilmu”. Ini tentunya berkenaan dengan ilmu yang wajib dipelajari. Adapun selebihnya, tak apalah jika kamu pelajari juga.
Mengajarkan ilmu merupakan amal ibadah yang besar pahalanya, sepanjang diiringi dengan niat yang baik yang dasarnya karena Alloh semata-mata, bukan karena sesuatu lainnya, tanpa sedikit pun niat untuk meraih harta ataupun kedudukan.
Hendaklah kamu secara konsisten menelaah buku-buku para ulama terdahulu, terutama para tokoh sufi, dan memperhatikan apa yang ada didalamnya. Karena disitu terhimpun banyak petunjuk khusus tentang bagaimana mengenal Alloh, serta berbagai bimbingan tentang cara-cara perbaikan niat, keikhlasan dalam beramal, pendidikan jiwa dan lain sebagainya. Semuanya itu adalah ilmu-ilmu yang sangat bermanfaat, yang tentunya akan menuntun kearah keberuntungan dan keselamatan.
Dan tiada yang enggan memperhatikan dan membaca buku-buku seperti itu kecuali orang-orang yang sudah buta mata hatinya atau gelap jiwanya. Walaupun demikian sekiranya waktumu sangat terbatas sehingga tidak cukup untuk mengkaji buku-buku itu secara keseluruhan, maka khususkanlah pengkajianmu pada buku-buku karangan Al-Imam Al-Ghozali. Karena itulah yang paling banyak manfaatnya, paling lengkap isinya dan paling menarik susunan kata-katanya.
[Wasiat-Wasiat Habib Abdullah Al-Haddad, Al-Allamah Al-Habib Abdullah Al-Haddad, cetakan I, 2000, penerbit Kharisma, Bandung]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar