Minggu, 17 April 2011

Risalah shalat - I

الحمد لله رب العالمين و الصلاة و السلام على أشرف الأنبياء و المرسلين سيدنا محمد و على آله و صحبه أجمعين
Ketahuilah wahai kaum muslimin – semoga Allah SWT memberikan taufik dan hidayah kepada kita semua – bahwa sesungguhnya shalat itu adalah syariat (perintah agama) yang dibawa dan disampaikan oleh para Nabi yang telah diutus oleh Allah SWT semenjak Nabi Adam AS sampai junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Shalat sebagai sarana seorang hamba berhubungan denga Tuhannya, setelah berikrar dengan lisan dan yakin dengan hati bahwa tiada tuhan selain Allah (syahadat), sebagai bukti keimanan seorang hamba yang dhoif dan kepatuhan akan perintah Tuhan Yang Maha Agung. Perumpamaan shalat adalah sebagai kepala dari seluruh anggota badan. Oleh karena sangat pentingnya shalat tersebut, junjungan Nabi Besar Muhammad SAW menyatakannya sebagai tonggak atau tiang agama, sebagaimana dalam sabda beliau,
الصلاة عماد الدين فمن أقامها فقد أقام الدين و من تركها فقد هدم الدين
“Shalat itu adalah tiang agama. Barangsiapa menegakkannya maka sungguh ia menegakkan agamanya, dan barangsiapa meninggalkannya maka sungguh ia menghancurkan agamanya.”
Karena sangat pentingnya kedudukan shalat ini, banyak sekali dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang berisi anjuran agar didirikannya.
Anda bisa perhatikan pentingnya shalat ini, dengan peristiwa diperintahkannya shalat, yaitu peristiwa Isra’ dan Mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW pada tanggal 27 Rajab, 5 tahun sebelum beliau hijrah ke Madinah. Di saat yang genting bagi beliau, belum selesai beliau mengajak kaumnya untuk bertauhid dan mempertuhankan Allah, berbagai macam cobaan dan bahaya yang datang dari pembesar-pembesar Quraisy semakin berat, turunlah seruan shalat ini, yang membuat segelintir orang-orang yang beriman kepada beliau menjadi tipis imannya dan membuat orang-orang kafir mencemoohkan beliau dan menyebarkan keraguan diantara segelintir orang-orang yang beriman untuk keluar dari Islam. Peristiwa ini juga terjadi pada saat beliau menerima langsung perintah shalat 5 waktu dari Allah, sedangkan perintah yang lain seperti shodaqoh, puasa, haji, dan sebagainya tidak melalui peristiwa khusus, tetapi melalui perantara malaikat Jibril.
Hal ini sebagai bukti kebesaran shalat dibandingkan perintah atau syariat yang lain. Oleh karena itu, tidaklah pantas bagi kita yang mengaku beriman kepada Allah SWT dan beriman kepada Baginda Rasulullah SAW, melalaikan shalat, apalagi meninggalkannya.
Untuk lebih jauh lagi dibawah ini, dapat kita renungkan hujjah atau dalil-dalil baik dari ayat-ayat Al-Qur’an, Hadis junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, maupun dari kalam para ulama besar dahulu, yang kesemuanya menunjukkan betapa hebat dan agungnya shalat itu dan begitu keras larangan melalaikannya.
فويل للمصلين الذين هم عن صلاتهم ساهون
“Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat , yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya.” (QS. Al-Maa’un : 4-5)
ما سلككم قي سقر قالوا لم نكن من المصلين
“Apa yang menyebabkan kalian masuk di dalam neraka Saqor. Mereka menjawab : kami sewaktu dulu (di dunia) tidak termasuk orang-orang yang menegakkan shalat.” (QS. Al-Mudatstsir : 42-43)
Diriwayatkan dari sahabat Umar bin Khattab dan Abi Hurairah, bahwa Jibril datang kepada baginda Rasulullah SAW dan berkata, “Bacalah, wahai Muhammad.” Beliau menjawab, “Apa yang harus aku baca.” Jibril kemudian membaca ayat,
فخلف من بعدهم خلف أضاعوا الصلاة و اتبعوا الشهوات فسوف يلقون غيا
“Kemudian datang setelah mereka suatu pengganti yang mensia-siakan shalat dan mengikuti hawa nafsu, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.” (QS. Maryam : 59)
Maka Beliau bertanya kepada Jibril, “Apakah umatku akan mensia-siakan shalat sepeninggalku?.” Jibril menjawab, “Ya. Akan datang nanti orang-orang dari umatmu yang mengakhirkan shalat dari waktu-waktunya dan ada yang meninggalkannya, serta mengumbar hawa nafsunya. Harta di pandangan mereka lebih baik daripada shalat.”
Bersabda Baginda Rasulullah SAW,
إن موضع الصلاة من الدين كموضع الرأس من الجسد
“Sesungguhnya kedudukan shalat di mata agama sebagaimana kepala dengan jasad.”
Bersabda Baginda Rasulullah SAW,
أول ما يحاسب العبد يوم القيامة الصلاة , فإن وجدت تامة قبلت و سائر عمله و إن وجدت ناقصة ردت و سائر عمله
“Paling awalnya sesuatu dimana seorang hamba akan dihisab adalah shalatnya. Jika didapati shalatnya sempurna, maka shalat dan semua amalnya akan diterima. Dan jika didapati shalatnya kurang, maka shalat dan semua amalnya akan tertolak.” (Abu Al-Laits As-Samarqandy di dalamnya kitabnya Qurruh Al-’Uyuun dan Ibnu Hajar di dalam kitabnya Az-Zawaajir)
Bersabda Baginda Rasulullah SAW,
من جمع بين صلاتين من غير عذر فقد أتى بابا من الكبائر
“Barangsiapa menjamak 2 shalat tanpa udzur maka sungguh ia terkena dosa besar.” (HR. At-Turmudzi dan Al-Hakim)
Diriwayatkan oleh Ubadah bin Shomit,
أوصاني خليلي رسول الله صلى الله عليه و سلم بسبع خصال فقال : لا تشركوا بالله شيئا وإن قطعتم أو صلبتم و لا تتركوا الصلاة متعمدين فمن تركها متعمدا فقد خرج من الملة
“Telah mewasiatkan kepadaku temanku, Rasulullah SAW, dengan 7 perkara : jangan menyekutukan Allah dengan sesuatu meskipun kamu dipotong-potong atau disalib, jangan meninggalkan shalat dengan sengaja, maka barangsiapa meninggalkannya dengan sengaja maka sungguh ia telah keluar dari agama…” (HR. Ath-Thabrany)
Bersabda Baginda Rasululllah SAW,
خمش صلوات كتبهن الله على عباده , فمن أداهن لمواقتهن كان له نورا و برهانا يوم القيامة و من ضيعهن حشر مع فرعون و هاما
“Allah telah mewajibkan shalat lima waktu atas hambaNya. Barangsiapa melaksanakannya pada waktu-waktunya maka padanya terdapat cahaya dan kejelasan pada hari kiamat. Dan barangsiapa mensia-siakannya maka ia akan dikumpulkan dengan Fir’aun dan Haman1.” (Ahmad Dahlan menyebutkan di dalam kitab Risalah-nya.
Diriwayatkan :
أنه قال يوما لأصحابه : قولوا لا تجعل فينا شقيا و لا محروما , ثم قال : أ تدرون من الشقي و المحروم ؟ قالوا : و من هو يا رسول الله ؟ قال : تارك الصلاة
“Sesungguhnya beliau pada suatu hari bersabda kepada para sahabatnya, ‘Katakanlah : jangan jadikan diantara kami orang yang celaka dan diharamkan (masuk surga).’ Kemudian beliau bertanya, ‘Tahukah kalian orang yang celaka dan diharamkan?.’ Para sahabat menjawab, ‘Siapa dia wahai Rasulullah?.’ Beliau berkata, ‘(dia adalah) orang yang meninggalkan shalat.’ “
Diriwayatkan oleh Ali bin Abi Tholib bahwa Baginda Rasulullah SAW bersabda,
ما من عبد يترك الصلاة و لم يأتها إلا كتب الله على وجهه هذا خارج من رحمة الله و أنا برئ منه و إذا ترك العبد فرضا واحدا كتب إسمه على باب النار
“Tidak ada seorang hamba meninggalkan shalat dan tidak menggantinya kecuali Allah menuliskan diatas wajahnya (sebuah tulisan) orang ini keluar dari rahmat Allah dan Saya terlepas darinya. Dan jika seorang hamba meninggalkan satu kewajiban shalat maka Allah menulis namanya di pintu api neraka.”
Bersabda Rasulullah SAW,
بين العبد و الشرك ترك الصلاة
“Batas antara hamba dengan kesyirikan adalah meninggalkan shalat.” (HR. Ahmad Adz-Dzarimy, Muslim, Abu Daud, dan banyak periwayat lainnya)
Bersabda Baginda Rasulullah SAW,
ألعهد الذي بيبنا و بينهم الصلاة فمن تركها فقد كفر
“Ikatan yang ada antara kami dan mereka (manusia) adalah shalat. Barangsiapa meninggalkannya maka sungguh ia telah keluar dari agama.” (HR. At-Turmudzi)
Hadits Baginda Rasulullah SAW,
لما أتى النبي صلى الله عليه و سلم على قوم ترضخ رؤوسهم بالحجارة كلما رضخت عادت كما كانت لا يفتر عنهم من ذالك شئ قال يا جبريل : من هؤلاء ؟ قال : الذين تتثاقل رؤوسهم عن الصلاة
“Ketika Nabi SAW datang pada suatu kaum yang dipecahkan kepala-kepala mereka dengan batu. Setiap kali pecah, kembali lagi seperti semula. Berkata beliau, ‘Wahai Jibril, siapakah mereka?.’ Jibril menjawab, ‘Mereka itu adalah orang-orang yang kepala mereka berat untuk mendirikan shalat.’ “

1. Haman adalah wakil dan panglima Fir’aun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar