Mereka/WAHABY SALAFI mengatakan bahwa Salafi bukanlah khawarij.
Mereka yang mengaku-aku Salafi dapat menjadi khawarij jika pemahaman
mereka telah keluar dari pemahaman mayoritas kaum muslim (as-sawad al
a’zham). Khawarij adalah bentuk jamak (plural) dari kharij (bentuk isim
fail) artinya yang keluar
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“إِنَّ اللهَ لَا يُجْمِعُ أُمَّةِ عَلَى ضَلَالَةٍ وَيَدُ اللهِ مَعَ الجَمَاعَةِ وَمَنْ شَذَّ شَذَّ إِلَى النَّارِ”
“Sesungguhnya Allah tidak menghimpun ummatku diatas kesesatan. Dan
tangan Allah bersama jama’ah. Barangsiapa yang menyelewengkan, maka ia
menyeleweng ke neraka“. (HR. Tirmidzi: 2168).
Al-Hafidz Ibnu
Hajar rahimahullah dalam Fathul Bari XII/37 menukil perkataan Imam
Thabari rahimahullah yang menyatakan: “Berkata kaum (yakni para ulama),
bahwa jama’ah adalah as-sawadul a’zham (mayoritas kaum muslim)“
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Sesungguhnya umatku
tidak akan bersepakat pada kesesatan. Oleh karena itu, apabila kalian
melihat terjadi perselisihan maka ikutilah as-sawad al a’zham (mayoritas
kaum muslim).” (HR.Ibnu Majah, Abdullah bin Hamid, at Tabrani, al
Lalika’i, Abu Nu’aim. Menurut Al Hafidz As Suyuthi dalam Jamius Shoghir,
ini adalah hadits Shohih)
Ibnu Mas’ud radhiallahuanhu
mewasiatkan yang artinya: ”Al-Jama’ah adalah sesuatu yang menetapi
al-haq walaupun engkau seorang diri”
Maksudnya tetaplah
mengikuti Al-Jamaah atau as-sawad al a’zham (mayoritas kaum muslim)
walaupun tinggal seorang diri di suatu tempat yang terpisah. Hindarilah
firqoh atau sekte yakni orang-orang yang mengikuti pemahaman seorang
ulama yang telah keluar (kharaja) dari pemahaman mayoritas kaum muslim
(as-sawad al a’zham).
Dari Ibnu Sirin dari Abi Mas’ud, bahwa
beliau mewasiatkan kepada orang yang bertanya kepadanya ketika ‘Utsman
dibunuh, untuk berpegang teguh pada Jama’ah, karen` Allah tidak akan
mengumpulkan umat Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam kesesatan.
Dan dalam hadits dinyatakan bahwa ketika manusia tidak mempunyai imam,
dan manusia berpecah belah menjadi kelompok-kelompok maka janganlah
mengikuti salah satu firqah/sekte. Hindarilah semua firqah/sekte itu
jika kalian mampu untuk menghindari terjatuh ke dalam keburukan”.
Orang-orang seperti Dzul Khuwaishirah at Tamimi An Najdi yang karena
kesalahpahamannya atau karena pemahamannya telah keluar (kharaja) dari
pemahaman mayoritas kaum muslim (as-sawad al a’zham) sehingga berani
menghardik Sayyidina Ali bin Abi Thalib telah berhukum dengan thagut,
berhukum dengan selain hukum Allah.
Semboyan kaum khawarij pada
waktu itu adalah “La hukma illah lillah”, tidak ada hukum melainkan
hanya dari Allah. Sayyidina Ali ra menanggapi semboyan tersebut berkata ,
“kalimatu haqin urida bihil batil” (perkataan yang benar dengan tujuan
yang salah).
Kaum khawarij salah memahami firman Allah ta’ala
yang artinya, “Dan barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang
diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir”. (QS:
Al-Maa’idah: 44). Kesalahpahaman kaum khawarij sehingga berkeyakinan
bahwa Imam Sayyidina Ali ra telah kafir dan berakibat mereka membunuh
Sayyidina Ali ra
Abdurrahman ibn Muljam adalah seorang yang
sangat rajin beribadah. Shalat dan shaum, baik yang wajib maupun sunnah,
melebihi kebiasaan rata-rata orang di zaman itu. Bacaan Al-Qurannya
sangat baik. Karena bacaannya yang baik itu, pada masa Sayyidina Umar
ibn Khattab ra, ia diutus untuk mengajar Al-Quran ke Mesir atas
permintaan gubernur Mesir, Amr ibn Al-’Ash. Namun, karena ilmunya yang
dangkal (pemahamannya tidak melampaui tenggorokannya) , sesampai di
Mesir ia malah terpangaruh oleh hasutan (gahzwul fikri) orang-orang
Khawarij yang selalu berbicara mengatasnamakan Islam, tapi sesungguhnya
hawa nafsu yang mereka turuti. Ia pun terpengaruh. Ia tinggalkan
tugasnya mengajar dan memilih bergabung dengan orang-orang Khawarij
sampai akhirnya, dialah yang ditugasi menjadi eksekutor pembunuhan Imam
Sayyidina Ali ra.
Orang-orang seperti Dzul Khuwaishirah dari
Bani Tamim An Najdi , mereka membaca Al Qur`an dan mereka menyangka
bahwa Al Qur`an itu adalah (hujjah) bagi mereka, namun ternyata Al
Qur`an itu adalah (bencana) atas mereka
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Akan muncul suatu sekte/firqoh/kaum dari
umatku yang pandai membaca Al Qur`an. Dimana, bacaan kalian tidak ada
apa-apanya dibandingkan dengan bacaan mereka. Demikian pula shalat
kalian daripada shalat mereka. Juga puasa mereka dibandingkan dengan
puasa kalian. Mereka membaca Al Qur`an dan mereka menyangka bahwa Al
Qur`an itu adalah (hujjah) bagi mereka, namun ternyata Al Qur`an itu
adalah (bencana) atas mereka. Shalat mereka tidak sampai melewati batas
tenggorokan. Mereka keluar dari Islam sebagaimana anak panah meluncur
dari busurnya”. (HR Muslim 1773)
“Shalat mereka tidak sampai
melewati batas tenggorokan” artinya sholat mereka tidak sampai ke hati
yakni sholatnya tidak mencegah dari perbuatan keji dan mungkar sehingga
mereka semakin jauh dari Allah ta’ala
Rasulullah bersabda,
“Barangsiapa yang shalatnya tidak mencegah dari perbuatan keji dan
mungkar, maka ia tidak bertambah dari Allah kecuali semakin jauh
dariNya” (diriwayatkan oleh ath Thabarani dalam al-Kabir nomor 11025,
11/46)
Firman Allah ta’ala yang artinya “Sesungguhnya shalat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar” (QS al Ankabut [29]:45).
Orang-orang seperti Dzul Khuwaishirah dari Bani Tamim an Najdi
mempergunakan ayat-ayat yang diturunkan bagi orang-orang kafir lantas
mereka terapkan untuk menyerang kaum muslim
Abdullah bin Umar
ra dalam mensifati kelompok khawarij mengatakan: “Mereka menggunakan
ayat-ayat yang diturunkan bagi orang-orang kafir lantas mereka terapkan
untuk menyerang orang-orang beriman”.[Lihat: kitab Sohih Bukhari jilid:4
halaman:197].
Ciri-ciri dari Dzul Khuwaishirah dari Bani Tamim
an Najdi yakni mereka yang membaca Al Qur’an namun tidak melampaui
tenggorokan, artinya tidak sampai ke hati atau tidak menjadikan mereka
berakhlak baik yakni
1. Suka mencela dan mengkafirkan kaum muslim
2. Merasa paling benar dalam beribadah.
3. Berburuk sangka kepada kaum muslim
4. Sangat keras kepada kaum muslim bahkan membunuh kaum muslim namun
lemah lembut kepada kaum Yahudi. Mereka kelak bergabung dengan Dajjal
bersama Yahudi yang telah memfitnah atau menyesatkan kaum Nasrani.
Rasulullah masuk ke kamarku dalam keadaan aku sedang menangis. Beliau
berkata kepadaku: ‘Apa yang membuatmu menangis?’ Aku menjawab: ‘Saya
mengingat perkara Dajjal maka aku pun menangis.’ Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam berkata: ‘Jika dia keluar sedang aku masih berada di
antara kalian niscaya aku akan mencukupi kalian. Jika dia keluar setelah
aku mati maka ketahuilah Rabb kalian tidak buta sebelah. Dajjal keluar
bersama orang-orang Yahudi Ashbahan hingga datang ke Madinah dan
berhenti di salah satu sudut Madinah. Madinah ketika itu memiliki tujuh
pintu tiap celah ada dua malaikat yang berjaga. maka keluarlah
orang-orang jahat dari Madinah mendatangi Dajjal.”
Dajjal tidak
dapat melampaui Madinah namun orang-orang seperti Dzul Khuwaishirah
dari Bani Tamim an Najdi akan keluar dari Madinah menemui Dajjal
Oleh karenanya orang-orang seperti Dzul Khuwaishirah dari Bani Tamim an
Najdi yang merupakan korban hasutan atau korban ghazwul fikri (perang
pemahaman) dari kaum Zionis Yahudi akan selalu membela, bekerjasama dan
mentaati kaum Zionis Yahudi
Kaum Yahudi yang sekarang dikenal
sebagai kaum Zionis Yahudi atau disebut juga dengan freemason,
iluminati, lucifier yakni kaum yang meneruskan keyakinan pagan
(paganisme) atau penyembah berhala
Allah ta’ala berfirman yang
artinya, “Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah
yang membenarkan apa (kitab) yang ada pada mereka, sebahagian dari
orang-orang yang diberi kitab (Taurat) melemparkan kitab Allah ke
belakang (punggung)nya, seolah-olah mereka tidak mengetahui (bahwa itu
adalah kitab Allah). Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh
syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa
Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak
mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan
sihir).” (QS Al Baqarah [2]:101-102 )
Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam bersabda, “ Demi Allah, yang diriku ada dalam genggaman
tanganNya, tidaklah mendengar dari hal aku ini seseorangpun dari ummat
sekarang ini, Yahudi, dan tidak pula Nasrani, kemudian tidak mereka mau
beriman kepadaku, melainkan masuklah dia ke dalam neraka.”
Kaum
Zionis Yahudi , Allah ta’ala menyampaikan dalam firmanNya yang arti
“yaitu orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka yang
dijadikan kera dan babi.” (QS al-Ma’idah [5]:60)
Kaum Nasrani,
Allah ta’ala menyampaikan dalam firmanNya yang arti “Dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum
kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia),
dan mereka tersesat dari jalan yang lurus.” (QS al-Ma’idah: [5]:77)
Hadits yang diriwayatkan Sufyan bin Uyainah dengan sanadnya dari Adi
bin Hatim. Ibnu Mardawih meriwayatkan dari Abu Dzar, dia berkata, “Saya
bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam tentang
orang-orang yang dimurkai“, beliau bersabda, ‘Kaum Yahudi.’ Saya
bertanya tentang orang-orang yang sesat, beliau bersabda, “Kaum
Nasrani.“
Firman Allah ta'ala yang artinya
“Tidakkah
kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai
Allah sebagai teman? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan
(pula) dari golongan mereka. Dan mereka bersumpah untuk menguatkan
kebohongan, sedang mereka mengetahui“. (QS Al Mujaadilah [58]:14 )
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman
kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak
henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa
yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa
yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh
telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya” ,
(QS Ali Imran, 118)
“Beginilah kamu, kamu menyukai mereka,
padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab
semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata “Kami beriman”,
dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari antaran marah
bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): “Matilah
kamu karena kemarahanmu itu”. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi
hati“. (QS Ali Imran, 119)
Sampai akhir zaman orang-orang Arab
di jazirah Arab akan kembali jahiliyah sehingga diluruskan dan akhirnya
akan diperangi oleh kaum muslim dipimpin oleh Imam Mahdi
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Kalian perangi jazirah
Arab dan Allah beri kalian kemenangan. Kemudian Persia, dan Allah beri
kalian kemenangan. Kemudian kalian perangi Rum, dan Allah beri kalian
kemenangan. Kemudian kalian perangi Dajjal,dan Allah beri kalian
kemenangan.” (HR Muslim 5161)
Kita harus terus meningkatkan
kewaspadaan terhadap upaya ghazwul fikri (perang pemahaman) yang
dilancarkan oleh kaum Zionis Yahudi sehingga suatu zaman yang dikabarkan
oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
Telah menceritakan
kepada kami Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami Ya’qub
bin Abdurrahman dari Suhail dari ayahnya dari Abu Hurairah Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Kiamat tidak terjadi hingga kaum
muslimin memerangi Yahudi lalu kaum muslimin membunuh mereka hingga
orang Yahudi bersembunyi dibalik batu dan pohon, batu atau pohon
berkata, ‘Hai Muslim, hai hamba Allah, ini orang Yahudi dibelakangku,
kemarilah, bunuhlah dia, ‘ kecuali pohon gharqad, ia adalah pohon
Yahudi’.”
KHAWARIJ ADALAH:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar